Kerusuhan berbasis konflik SARA kembali terjadi di Tanah Air. Setahun lalu konflik serupa terjadi di Tolikara, belahan timur Indonesia. Kali ini, konflik menjalar ke barat Indonesia, tepatnya Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara. Pascakerusuhan di Tanjungbalai, pengeras suara masjid jadi sorotan dan diwacanakan akan diatur oleh pemerintah.
Wasejken MUI Pusat, Kyai Zulkarnain mengomentari perihal rumor pelarangan adzan dengan menggunakan pengeras suara di masjid.
"Kalau masjid dilarang, saya tambah keras. Pasti melawan. Azan kok dilarang. Kalau ngaji pakai kaset dilarang saya setuju. Tapi kalau azan dilarang kita lebih baik bacok-bacokan saja, perang. Saya mimpin perangnya, kalau dilarang azan pakai pengeras suara itu," kata Kyai Zulkarnain kepada kiblat 2 Agustus 2016.
Kyai menambahkan bahwa sejatinya Indonesia dalam kondisi tertekan oleh asing, terutama China yang sedari dulu ingin menguasai segala bidang Indonesia.
"Kita ini sudah kayak dijajah Cina, tanah dia punya, duit dia punya. Sekarang kebijakan shalat pun mau diatur juga. Wah bahaya ini. Jangan main-main api lah. Jangan mengalihkan masalah, masalahnya itu adalah keserakahan etnis Cina. Dulu cuma menguasai ekonomi, sekarang mau menguasai DPR, Gubernur. Semua mau mereka kuasai sampai orang Islam mau azan pun diatur," tambahnya.
Sumber : jurnalmuslim.com
0 Response to "Saya Pimpin Perangnya! Kalau Azan Dilarang Pakai Pengeras Suara, Kata Wasekjen MUI Pusat."
Posting Komentar