Semakin Runyam !!! Kemenangan Ahok Adalah Kemenangan Jakarta Melawan Radikalisme dan Terorisme
Dibanding Pilpres 2014 lalu, saya pikir Pilkada DKI 2017 ini jauh lebih berat dan menguras emosi. Kita dipaksa melihat aksi-aksi bodoh dan tolol luar biasa dari demonstran para penjual agama, yang tanpa rasa bersalah berteriak bunuh-bunuh-bunuh si Ahok di tempat umum. Kita dipaksa melihat aksi-aksi SARA yang begitu provokatif lewat banner bertuliskan: ganyang China, tolak memandikan jenazah pendukung Ahok, sampai Jakarta Syariah jika Anies Sandi menang.
Sebenarnya Pilkada DKI 2017 ini hanyalah kelanjutan dari Pilpres 2014. Mereka yang gagal moveon dan masih berharap Prabowo bisa jadi Presiden, kini mati-matian mendukung Anies Sandi. Cara-cara yang mereka lakukan pun sebenarnya sama saja, isu China, PKI, nonmuslim dan seterusnya. Persis seperti yang mereka tuduhkan dan fitnahkan kepada Jokowi.
Kecentilan Prabowo yang mengatakan jika ingin dirinya jadi Presiden 2019 harus total mendukung Anies Sandi, menjadi sebuah konfirmasi atau semacam obat kuat untuk mendoping para gagal moveon tersebut untuk tetap gila dan gagal moveon. Kalau kata Meggi Z “sudah tahu luka di dalam dadaku, sengaja kau siram dengan air garam.” Ya makin kejang-kejanglah mereka ini.
Hanya bedanya, Ahok tidak perlu difitnah, karena memang dia China dan nonmuslim. Sehingga inilah yang kemudian membuat eskalasi politik SARA menjadi jauh lebih kuat dibandingkan saat Pilpres 2014 lalu.
Melihat pola yang sama, saya pikir ini jadi ujian serius bagi Pancasila dan kebhinnekaan yang kita jaga selama puluhan tahun, yang diperjuangkan dengan darah dan air mata. Indonesia berdiri dan merdeka sebagai negara republik. Bukan negara Islam seperti yang dicita-citakan oleh partai wahabi dan ormas-ormas radikal produk orde baru. Selanjutnya apakah kita akan tetap berteriak lantang NKRI harga mati atau kalah dengan suara Jakarta Syariah, negara Islam Indonesia, khilafah atau sejenisnya? Itulah ujian terberatnya.
Saat ini, secara tidak sadar masyarakat kita sudah dibutakan oleh ormas radikal. Mereka berhasil meraih simpati dengan doktrin agama untuk kepentingan politik. Buktinya Anies yang merupakan orang gagal, dipecat jadi menteri, kini mendapat suara yang cukup banyak dari warga DKI hanya karena faktor agamanya Islam.
Masyarakat Jakarta yang merasa puas dengan kinerja Ahok Djarot mencapai 70 persen. Namun kenyataannya Ahok tidak bisa menang 70 persen. Karena apa? Karena agamanya bukan Islam.
Jika pada Pilpres 2014 mereka gagal memfitnah Jokowi sebagai keturunan China dan bukan Islam, kini mereka sedang mencoba peruntungan lagi dengan materi dan strategi yang sama. Ahok sebagai China dan nonmuslim hanyalah faktor kebetulan belaka, sebab sekalipun bukan Ahok yang jadi lawan politiknya, mereka tetap akan memfitnah dan menuduhnya China serta bukan Islam, persis seperti yang dialami Jokowi dulu.
Kalau mereka menang, ini akan jadi strategi yang ampuh dalam memenangkan kontestasi Pilkada atau Pilpres di lain tempat dan kesempatan. Sehingga seorang calon pemimpin daerah tidak perlu susah payah membuat rencana pembangunan, rencana kerja dan visi misi. Dan Indonesia akan kembali pada jaman jahiliyah, yang anggarannya terserap nyaris 100 persen tapi nol pembangunan dan solusi pada masyarakat. Karena apa? Karena pemimpinnya dipilih bukan karena hasil kerja, tapi hasil doktrin dan persepsi SARA.
Sumber >> Postmetro.info
Sumber >> Postmetro.info
0 Response to "Semakin Runyam !!! Kemenangan Ahok Adalah Kemenangan Jakarta Melawan Radikalisme dan Terorisme"
Posting Komentar